Cawapres Trump JD Vance Masa Bodoh Nasib Ukraina Diserang Rusia


Jakarta, CNN Indonesia

JD Vance, kandidat wakil Pemimpin Negara Amerika Serikat dari Donald Trump, tak peduli dengan invasi Rusia di Ukraina.

Vance merupakan salah satu politikus yang menentang keras bantuan AS ke Ukraina.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya Sangat dianjurkan jujur dengan Anda, saya tak peduli apa yang terjadi pada Ukraina dengan Tips apapun sebagai negara,” kata Vance dalam sebuah siniar pada April, dikutip AFP.

Beberapa bulan lalu, parlemen dan pemerintah AS sempat berselisih soal penyediaan bantuan ke Ukraina senilai US$61 miliar atau sekitar Rp983 triliun.

AS Pernah mengucurkan bantuan militer puluhan miliar Mata Uang Asing untuk Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.

Vance dan sekutu Trump lain di Kongres menilai AS tak bisa terus mendanai Pertempuran tanpa batas waktu.

Bagi Vance, negara-negara Eropa terlalu mengandalkan AS untuk keamanan. Ia lantas menganjurkan peralihan Supaya bisa pemerintah fokus ke Asia Timur.

“Negara-negara NATO tidak dapat menjadi klien kesejahteraan AS,” kata Vance kepada Fox News bulan Juni.

Manakala Trump dan Vance menang Pemungutan Suara Rakyat yang Berencana digelar pada November, Sebanyaknya pihak menduga AS Berencana mempertimbangkan bantuan ke Ukraina.

Trump Bahkan sempat mengatakan Berencana mengakhiri konflik Rusia dan Ukraina. Sikap Ia memicu kekhawatiran dorongan Perundingan yang tak menguntungkan pemerintahan Pemimpin Negara Volodymyr Zelensky karena kecenderungan ke Rusia.

Berbeda dengan, Zelensky menegaskan tak khawatir soal prospek bantuan Negeri Paman Sam ke Ukraina di bawah Trump.

“Saya pikir Manakala Donald Trump menjadi Pemimpin Negara, kami Berencana bekerja sama. Saya tak khawatir soal ini,” ujar Zelensky saat konferensi pers, Senin.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller Bahkan punya pandangan serupa.

Ia mengatakan masyarakat AS sangat Membantu kelanjutan bantuan untuk Ukraina dan ingin negara itu mempertahankan diri dari agresi Rusia.

“Bukan hanya rakyat Amerika tapi Bahkan mayoritas bipartisan di kedua majelis Kongres,” kata Miller.

(isa/rds)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA