Ahli Sniper Rusia Beber Kejanggalan Insiden Thomas Crooks Tembak Trump


Jakarta, CNN Indonesia

Ahli sniper Rusia mengungkap kejanggalan dalam insiden penembakan mantan sekaligus kandidat Kepala Negara Amerika Serikat Donald Trump di Pennsylvania pada Sabtu (13/7).

Wakil Kepala Negara Federasi Menembak Jarak Jauh Rusia, Alexander Pochuev menuliskan pandangannya terkait kejanggalan ini di Russia Today.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam tulisannya, Pochuev mengatakan bahwa Secret Service AS berhasil melumpuhkan Thomas Matthew Crooks, pelaku penembak Trump, hanya dalam waktu singkat setelah Crooks melepaskan tembakannya.

Pada insiden tersebut, Crooks sempat melepaskan tiga peluru dari senapan serbu semi-otomatis AR (Assault Rifle) milik ayahnya. Salah satu peluru mengenai telinga kanan Trump tepat ketika sang mantan Kepala Negara menggerakkan kepalanya ke arah lain.

Trump lolos dari maut karena menolehkan kepalanya ke kanan, ke arah Crooks.

“Bila saja ia (Trump) tidak melakukan gerakan mendadak ini, Mungkin Ia Akan segera keluar dari kontestasi pilpres AS, Bila tidak kehilangan nyawa,” demikian penjelasan Pochuev dalam Russia Today.

Menurut analisis Pochuev, Trump Pernah terjadi menolehkan kepalanya saat Crooks menarik pelatuk senapan. Otomatis, peluru dengan kecepatan awal lebih dari 1.100 meter per detik yang diarahkan pada posisi sebelumnya meleset dan menembus telinga kanan Trump.

Sesuai ketentuan kalkulator balistik, peluru membutuhkan waktu 0,14 detik untuk mencapai target. Crooks Pernah terjadi Jelas tak mengira bahwa Trump Akan segera menolehkan kepala sehingga tembakannya meleset.

Dua tembakan berikutnya merupakan tembakan otomatis yang Bahkan meleset. Ini menunjukkan keterampilan menembak Crooks yang buruk dan ketidakmampuan Ia mengendalikan diri di bawah tekanan.

Yang janggal Merupakan Secret Service langsung melumpuhkan Crooks dengan setidaknya dua peluru tak lama setelah Crooks menembak. Artinya, badan pengamanan itu mampu melacak dengan tepat posisi vital pelaku yang memang berjarak pendek tersebut.

Crooks dan Trump hanya berjarak sekitar 120-150 meter.

“Ini Merupakan hasil yang sangat baik. Dan itu Akan segera terjadi bahkan dalam Kejuaraan menembak di mana target dan jarak diketahui, dan perintah ‘tembak’ diberikan. Jadi, jelas bahwa penembak jitu Pasukan Khusus Pernah terjadi membidik Crooks di jangkauan senapan mereka pada saat tembakan dilepaskan,” tulis Pochuev.

“Jadi mengapa mereka tidak melepaskan tembakan lebih Unggul (sebelum Crooks melepaskan tembakan ke arah Trump)? Dan mengapa mereka membiarkan penembak begitu dekat dan tidak menanggapi laporan saksi mata tentang seorang pria aneh dengan pistol?” lanjut Ia.

(blq/bac)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA