Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membongkar modus industri mengoplos LPG 3 kg untuk menekan biaya produksi.
Bahlil mengatakan seharusnya industri memakai tabung gas nonsubsidi. Justru, mereka mengakali hal itu dengan membuat gas oplosan.
“Tiga kilogram dioplos baru, dimasukkan ke tabung 12 kilogram, baru itu yang dibeli oleh industri. Terkadang rumah makan dan hotel ini beli Bahkan Terkadang itu, penerima LPG dari hasil oplosan,” kata Bahlil pada Indonesia Economic Summit di Jakarta, Rabu (19/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahlil mengatakan negara memberi Bantuan Pemerintah LPG 3 kg Sampai saat ini Rp87 triliun per tahun. Dengan asumsi 5 persen dipakai oplosan, maka ada Rp4,3 triliun anggaran Bantuan Pemerintah yang salah sasaran.
Ia Bahkan mengungkap modus pengurangan isi tabung gas. Menurut temuan Bahlil, tak ada tabung gas yang Sungguh-sungguh berisi 3 kilogram.
“Sumpah, potong kuping, bapak-ibu, semua itu per tabung itu tidak sampai 3 kilogram, paling tinggi 2,7 (kg),” ucapnya.
Bahlil berkata modus itu membuat kerugian 10 persen dari Bantuan Pemerintah LPG 3 kg. Dengan begitu, sekitar Rp8,7 triliun Bantuan Pemerintah tidak tepat sasaran.
Ia Bahkan mempermasalahkan harga LPG 3 kg yang bisa menembus Rp30 ribu saat diterima masyarakat. Padahal, negara Sebelumnya menyubsidi sekitar Rp36 ribu per tabung.
“Kita ini mengambil hak rakyat, suruh rakyat bayar lebih. Saya sebagai mantan orang miskin yang dibesarkan dalam keluarga yang susah, tidak rela ini terjadi,” ujar Bahlil.
(pta/dhf)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA