Jakarta, CNN Indonesia —
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto membantah isu penggelembungan harga Perdagangan Masuk Negeri beras yang Sekarang tengah menyeret perusahaan pelat merah tersebut.
Menurutnya, perusahaan asal Vietnam, Tan Long Vietnam, yang disebut jadi distributor Perdagangan Masuk Negeri beras ke Bulog, justru tak memiliki kontrak apapun dengan BUMN pangan itu di 2024 ini. Maka, mustahil Bila ada penggelembungan harga antarkedua belah pihak.
“Perusahaan Tan Long Vietnam yang diberitakan Menyediakan penawaran beras, Pada dasarnya tidak pernah mengajukan penawaran sejak bidding tahun 2024 dibuka. Jadi tidak memiliki keterikatan kontrak Perdagangan Masuk Negeri dengan kami pada tahun ini,” ucap Mokhamad Suyamto dalam keterangan tertulis.
Hal sama Bahkan diungkap Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arwakhudin Widiarso. Menurutnya, Bila ada perusahaan yang Menyediakan beras di bawah harga, lalu tiba-tiba membatalkan kontrak, harusnya perusahaan itu menerima denda sesuai Syarat.
Tapi, karena Tan Long Vietnam dari awal memang tidak pernah ikut lelang, imbuhnya, jadi tidak ada denda apapun karena memang Sama sekali tidak terjadi kerja sama di kedua belah pihak.
“Analogikan saja hari ini pasaran harga beras misalnya Rp12 ribu per kg. Yang Sama sekali tidak pernah ikut proses lelang mendadak mengaku bisa menjual beras dengan harga Rp5.000 per kg, tapi Sama sekali tidak pernah berniat menjual dan mengirimkan barang tersebut sehingga membatalkan keikutsertaanya pada lelang terbuka,” katanya.
“Bila saja tetap mengikuti lelang terbuka dan Menyediakan harga tersebut tetapi gagal dalam menyerahkan barang, maka mereka Pernah Tak perlu dijelaskan lagi Berniat kami kenai denda berupa prosentase dari nilai kontrak,” tambah Arwakhudin.
Laporan penggelembungan harga Perdagangan Masuk Negeri beras ini Pernah sampai ke ranah KPK.
Bulog mendapatkan penugasan untuk mengimpor beras dari Kementerian Perdagangan sebesar 3,6 juta ton di 2024. Pada periode Januari-Mei 2024, jumlah Perdagangan Masuk Negeri Pernah mencapai 2,2 juta ton.
Perdagangan Masuk Negeri dilakukan oleh Bulog secara berkala dengan melihat neraca perberasan nasional, serta mengutamakan penyerapan beras dan gabah dalam negeri.
Sampai akhir Juni, Bulog Pernah menyerap 800 ribu ton beras dalam negeri dan optimis bisa menyerap 1 juta ton beras, melebihi dari target pemerintah.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA