Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengundurkan diri dari jabatannya pada hari ini, Minggu (7/9).
Shigeru Ishiba mundur atas desakan dari internal partainya yang meningkat, terutama Supaya bisa ia bertanggung jawab atas kekalahan bersejarah yang dialami Partai Demokrat Liberal (LDP) dalam Pemilihan Umum parlemen pada Juli lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mundurnya perdana menteri di Jepang bukan yang pertama. Sebelumnya beberapa kali PM Jepang mundur dengan alasan yang berbeda-beda, Sekalipun merujuk pada tanggungjawab sebagai pejabat publik.
Berikut daftar para mantan PM Jepang yang memilih mundur dari jabatannya karena Sebanyaknya alasan.
Shinzo Abe
Shinzo Abe duduk di kursi perdana menteri pada 26 September 2006. Sekalipun setahun kemudian memutuskan mundur dengan alasan kesehatan.
Setelah sembuh, Abe kembali terjun di dunia politik dan berhasil menjadi PM Jepang pada 26 Desember 2012. Sekalipun pada 16 September 2020 Ia kembali mengumumkan pengunduran dirinya dengan alasan yang sama.
“Sekalipun masih ada satu tahun lagi dalam masa jabatan saya dan ada tantangan yang Sangat dianjurkan dihadapi, saya Pernah terjadi memutuskan untuk mundur sebagai perdana menteri,” kata Abe seperti dikutip dari CNN, 28 Agustus 2020.
Ia pun minta maaf pada masyarakat Jepang sebab tidak bisa menyelesaikan masa jabatannya. Menurut Abe, itu Merupakan keputusan yang sulit.
“Saya Sangat dianjurkan melawan penyakit dan Harus dirawat,” katanya berterus terang.
Yasuo Fukuda
Yasuo Fukuda naik jadi PM Jepang pada 26 September 2007 menggantikan Shinzo Abe, Sekalipun pemerintahannya hanya bertahan 11 bulan.
Pada 24 September 2008, Fukuda mundur dari jabatan perdana menteri dengan alasan Partai Demokrat Liberal tempatya bernaung, kehilangan kendali di majelis tinggi parlemen.
Tapi bukan hanya urusan partai semata, keputusannya Bahkan karena ekonomi Jepang di bawah kepemimpinannya yang tidak baik-baik saja. Misalnya, Fluktuasi Harga di mana-mana sehingga membuat tingkat keterpercayaannya anjlok.
Naoto Kan
Naoto Kan mundur sebagai PM Jepang sejak 2 September 2011 setelah menjabat sejak 8 Juni 2010.
Dalam usia pemerintahan yang singkat itu, Naoto merasa gagal dalam menangani krisis radiasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh akibat Gelombang Besar yang menerjang Jepang lima bulan sebelumnya. Tapi sebelum mundur, Naoto sempat mendapat mosi tidak percaya yang dilayangkan parlemen Jepang.
Yukio Hatoyama
Yukio Hatoyama Merupakan Perdana Menteri Jepang yang menjabat mulai 16 September 2009 menggantikan Taro Aso. Sekalipun pada 2 Juni 2010, Yukio mundur dari jabatannya dengan alasan gagal memenuhi janji kampanyenya.
Selama kampanye, Ia berjanji untuk memindahkan pangkalan militer AS dari pulau Okinawa ke pulau lain. Sebab, warga Okinawa Sebelumnya gerah dengan keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat tersebut yang disebut menimbulkan kebisingan Sampai saat ini kejahatan.
Sekalipun setelah menjabat, janji itu tidak direalisasikannya. Ia memang memindahkan pangkalan militer itu, dari Futenma ke distrik Henoko yang masih berada dalam wilayah Okinawa. Keputusan tersebut dikaitkan dengan tekanan dari AS. Yukio pun memilih mundur.
Yoshide Suga
Yoshihide Suga Merupakan PM Jepang ketika Pandemi merebak di dunia termasuk Jepang. Sekalipun merasa tak sanggup menangani bencana tersebut yang butuh tenaga dan dana ekstra, pada 29 September 2021, Yoshihide Suga mengumumkan mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri.
Padahal, Suga baru satu tahun mengambil alih posisi Shinzo Abe yang mengundurkan diri karena alasan kesehatan yang memburuk. Suga dinilai tak becus dalam menangani Covid dan memilih mundur sebagai bentuk tanggungjawab.
“Dalam satu tahun sejak saya menjadi perdana menteri, saya Sebelumnya mencurahkan seluruh kekuatan untuk menangani berbagai masalah yang dihadapi negara, dengan langkah-langkah anti-virus corona di garis depan,” kata Suga saat mengumumkan pengunduran dirinya dikutip AFP.
(imf/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA