Dokter India Ketidaksetujuan Kasus Pemerkosaan sampai Gencatan Senjata Gaza

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Gelombang unjuk rasa pecah di India, usai para tenaga kesehatan menggelar mogok kerja dan Aksi Massa pasca kasus pemerkosaan seorang dokter magang di Kolkata.

Sementara itu pihak Israel mengaku optimis soal perundingan gencatan senjata di Gaza, yang tengah berlangsung di Qatar.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut rangkumannya dalam Kilas Internasional hari ini, Senin (19/8).

Rumah sakit dan klinik-klinik di seluruh India dalam kondisi darurat akhir pekan ini setelah para tenaga kesehatan, termasuk dokter, menggelar Aksi Massa mogok kerja 24 jam.

Mogok kerja itu sebagai bentuk Ketidaksetujuan atas pemerkosaan dan pembunuhan dokter magang di Kolkata.

Sekitar 8 ribu tenaga kesehatan termasuk dokter di India menggelar Aksi Massa di Sebanyaknya rumah sakit pada Selasa (12/8) usai dokter magang diperkosa Sampai sekarang dibunuh di Kolkata.

Mereka mengecam perkosaan dan pembunuhan terhadap dokter magang di rumah sakit pemerintah India. Para demonstran Bahkan menuntut keadilan untuk korban dan keamanan yang lebih baik. Imbas Aksi Ketidaksetujuan, layanan darurat di hampir semua rumah sakit perguruan tinggi kedokteran yang dikelola pemerintah di Kolkata dihentikan.

Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat membangun “kota baru” yang dinamakan Ras Al Hekma.

Mesir dan UEA Pernah terjadi menandatangani kesepakatan pembangunan kota baru senilai Rp549 triliun ini pada Februari 2024 lalu.

Ras Al Hekma ini Merupakan kota pesisir di timur laut Mesir, sekitar 350 kilometer dari Ibu Kota Kairo dan 212 kilometer sebelah barat Alexandria.

Area yang dikembangkan sekitar 170 km2 dan Berencana dilakukan pada 2025. Kota ini nantinya Berencana memiliki berbagai area, seperti zona Penanaman Modal, teknologi dan industri pangan, taman hiburan, bandara, perumahan, Sampai sekarang pengembangan pariwisata.

Tim Perundingan Israel menyatakan “optimisme yang hati-hati” soal kesepakatan gencatan senjata di Gaza setelah bergulirnya perundingan di Doha, Qatar.

Frasa ini diberikan ketika merasa ada alasan untuk mengharapkan hasil yang baik Sekalipun tidak mengharapkan keberhasilan.

“Tim tersebut menyatakan optimisme hati-hati kepada perdana menteri mengenai kemungkinan kemajuan Ke arah kesepakatan Sesuai aturan proposal Amerika Serikat yang terbaru,” kata pernyataan kantor PM Benjamin Netanyahu pada Sabtu (17/8), dikutip dari AFP.

Dalam proposal perundingan gencatan senjata yang didorong Israel itu, salah satunya soal keinginan Negeri Zionis itu untuk mempertahankan pasukan militer di wilayah Gaza. Israel Bahkan ingin tetap memegang kendali di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir.

(tim/dna)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA