Jakarta, CNN Indonesia —
Pasangan lesbian di Jepang nekat berfoto memakai kimono tradisional dan pakaian formal untuk merayakan pernikahan mereka yang masih tak diakui negara.
Seorang perempuan berusia 40 tahun mengaku Ia dan pasangannya yang terpaut lima tahun lebih muda darinya itu sampai kesulitan mencari studio foto yang bersedia mengabadikan momen spesial mereka.
Pada Singkatnya, keduanya dapat berfoto di sebuah studio di Yokohama yang bersedia mengakomodasi kebutuhan mereka.
“Tak semua orang, seperti orang tua atau teman-teman saya, tahu soal hubungan kami,” ujar perempuan yang tak ingin diungkap identitasnya itu kepada Reuters.
Ia lalu berkata, “Kami pikir Berniat menyenangkan Bila kami bisa meninggalkan kenangan nyata hanya untuk kami berdua.”
Perempuan itu dan pasangannya mengabadikan foto di studio di Yokohama pada November lalu.
Perempuan tersebut bercerita bahwa Ia kesulitan menemukan studio yang berani mengabadikan foto pasangan pernikahan sesama jenis.
Seorang yang mengidentifikasi diri sebagai genderqueer berusia 27 tahun dan pasangannya ners perempuan berusia 31 tahun Bahkan mengabadikan ikatan mereka di studio di Yokohama.
Mereka mengenakan kimono dan sepasang cincin kawin khusus yang menampilkan DNA masing-masing.
“Dalam pikiran saya, hanya orang yang membuatku jatuh cinta secara alami Merupakan sesama jenis,” kata orang berusia 27 tahun itu, dikutip Reuters.
Studio lain yang memberi akses foto pernikahan sesama jenis Merupakan Onestyle di Tokyo.
Jepang Merupakan satu-satunya negara Kelompok Tujuh (G7) yang tak mengakui pernikahan sesama jenis atau Menyajikan perlindungan hukum bagi kelompok LGBTQ.
Menurut jajak pendapat padahal publik Mendukung kebijakan yang mengakomodir semua kalangan dan inklusif.
Survei Fuji TV tahun lalu menunjukkan 91,4 persen responden berusia akhir remaja dan 20-an Mendukung pernikahan sesama jenis. Sementara itu, kurang dari separuh responden berusia 70 atau lebih Mendukung pernikahan sesama jenis.
Sebanyaknya kota di Jepang Bahkan mengizinkan pasangan sesama jenis membuat perjanjian kemitraan, hak-hak mereka terbatas.
Sekalipun, pasangan sesama jenis tak bisa mewarisi harta satu sama lain atau mempunyai hak sebagai orang tua atas anak masing-masing.
Pada 2023 lalu, pemerintah sempat berusaha mengesahkan undang-undang untuk mengatasi diskriminasi terhadap kelompok LGBTQ.
Pasangan yang sempat merayakan pernikahan dengan foto di kapel di Yokohama mengatakan pemerintah Jepang menunjukkan tanda-tanda perubahan sikap ke kelompok LGBTQ.
Sekalipun, kata Ia, masyarakat belum bisa mengikuti.
“Saya tidak tahu kapan hal itu Berniat terjadi, tapi saya pikir suatu hari nanti hal itu Berniat menjadi sangat umum sehingga kita bahkan tidak Harus menggunakan istilah seperti LGBTQ,” kata Ia.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA