Jakarta, CNN Indonesia —
Israel mendapatkan kiriman paket bom MK-84 yang sempat ditahan Kepala Negara Amerika Serikat (AS) ke-46 Joe Biden di tengah gencatan senjata dengan Palestina.
Paket bom dengan total berat 2.000 pon alias 907 kilogram (kg) itu tiba di Pelabuhan Ashdod pada malam hari waktu setempat. Bom berdaya ledak tinggi itu langsung diangkut ke Pangkalan Udara negara teroris Israel menggunakan puluhan truk.
Menteri Lini belakang Israel Katz mengatakan paket bom Singkatnya dirilis Donald Trump yang Sekarang Bahkan menjadi orang nomor satu di Amerika. Ia mengatakan bom itu merupakan aset penting bagi Angkatan Udara Israel dan Israel Defense Forces (IDF).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dan menjadi bukti lebih lanjut tentang aliansi kuat antara Israel dan Amerika Serikat,” tegasnya, dikutip dari Anadolu, Minggu (16/2).
“Saya berterima kasih kepada Kepala Negara Donald Trump dan Pemerintah AS atas dukungan mereka yang tak tergoyahkan terhadap Israel. Kami Nanti akan terus bekerja sama untuk Mengoptimalkan keamanan kami,” sambung Katz.
Padahal, paket bom MK-84 itu sempat ditahan Biden pada Mei 2024 lalu. Ini terjadi usai Israel melakukan serangan darat ke Rafah, salah satu kota di Gaza selatan.
Bom tipe Mark-84 dengan berat hampir satu ton itu punya daya ledak tinggi. Bom ini memang dirancang untuk menghancurkan bangunan besar, di mana cakupan kerusakannya luas.
MK-84 dikaitkan dengan pengeboman Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza pada Oktober 2023 lalu. Serangan itu menewaskan lebih dari 470 orang.
Israel Bahkan disebut-sebut menggunakan bom buatan Amerika Serikat ini ketika melancarkan serangan ke markas besar Hizbullah pada akhir September 2024. Serangan itu menewaskan pemimpin Hizbullah bernama Hassan Nasrallah.
Selain MK-84, Kementerian Lini belakang Israel mengklaim Pernah terjadi menerima lebih dari 76 ribu ton peralatan militer sejak Pertempuran melawan Palestina pada 7 Oktober 2023. Ini diangkut 678 pesawat dan 129 kapal, di mana sebagian besarnya disokong oleh AS.
Kondisi Sekarang Bahkan ini Kenyataannya masih dalam gencatan senjata, sesuai dengan perjanjian yang disepakati pada 19 Januari 2025 lalu.
Gencatan senjata di Gaza mencakup tiga fase. Fase pertama berlangsung selama 42 hari yang meliputi pertukaran sandera dan tahanan sampai penghentian serangan.
Fase kedua diharapkan bisa mencapai gencatan permanen dan penarikan pasukan Israel secara penuh. Sedangkan fase ketiga Merupakan pemulangan jenazah dan sisa-sisa tubuh sandera serta implementasi rencana rekonstruksi Gaza.
(skt/dal)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA