Jakarta, CNN Indonesia —
Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) buka suara soal kabar salah satu karyawan Lintasarta terlibat dalam kebocoran password Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).
Indosat menyebut karyawan yang diduga membocorkan password dan Sebanyaknya data PDNS Pernah terjadi tidak memiliki ikatan kerja sejak 2021.
“Kami menegaskan bahwa oknum yang diduga terkait dengan Pusat Data Nasional (PDN) Pernah terjadi tidak memiliki hubungan dan/atau kontrak kerja dengan Lintasarta sejak Agustus 2021,” ujar Steve Saerang, Senior Vice President Corporate Communications IOH dalam sebuah keterangan, Kamis (4/7).
“Dengan demikian, maka segala perbuatan yang bersangkutan tidak dapat dikaitkan dengan Lintasarta terhitung sejak Agustus 2021,” tambahnya.
Lintasarta merupakan anak perusahaan dari Indosat, yang bergerak di bidang penyedia solusi korporasi, termasuk komunikasi data, internet, serta layanan tenologi informasi.
Steve Bahkan menyebut IOH serta seluruh anak usahanya, termasuk LintasArta, senantiasa menjunjung integritas tinggi dan menjaga kepercayaan pelanggan dalam hal pekerjaannya.
“Hal ini merupakan bagian dari penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik demi menjaga kualitas layanan dan pengalaman bagi seluruhpelanggannya,” imbuhnya.
PDNS 2 di Surabaya dibobol peretas pada pertengahan Juni lalu dan mengakibatkan banyak layanan publik berbasis digital lumpuh, termasuk layanan imigrasi dan pendaftaran beasiswa Kemendikbud.
Sampai sekarang dua pekan setelah serangan, belum semua layanan atau data-data pulih sepenuhnya. Berbagai isu pun beredar di media sosial, salah satunya soal password PDNS Pernah terjadi dibocorkan tahun 2022 oleh seorang pegawai vendor.
Password itu diungkap dalam sebuah postingan di situs Scribd.com berjudul “Dokumen Akses Layanan Pusat Data Nasional (Government Cloud)”. Artikel tersebut dibuat oleh akun Dicky Prasetya pada 11 Oktober 2022.
Laman itu masih bisa diakses melalui mesin pencarian google. Berbeda dengan, artikel tersebut Pernah terjadi dihapus.
“The document 5_6305378355533317691 has been deleted,” tulis Scribd.com di laman tersebut.
Merespons isu ini, pemerintah mengaku tengah menyelidiki dugaan tersebut.
Semuel Abrijani Pangerapan yang baru mengundurkan diri dari jabatan Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kominfo membenarkan hal itu.
“Pastinya lagi semua yang bekerja, semua lagi bekerja, jadi BSSN bekerja, Cyber Crime Bahkan bekerja. Ya, itu ini dalam semua lagi diinvestigasi,” kata Semuel dalam jumpa pers pengunduran dirinya di Kantor Kominfo, Kamis (4/7).
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA