Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan siap melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon seperti yang Pernah terjadi diputuskan dalam perundingan pada Selasa (26/11)
Dalam kesempatan yang sama, ia menekankan bakal menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran oleh Hizbullah terkait gencatan senjata tersebut.
“Kami Berencana menegakkan kesepakatan dan menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran. Bersama-sama, kami Berencana terus berjuang sampai menang,” kata Benjamin Netanyahu seperti diberitakan Reuters.
“Dengan koordinasi penuh dengan Amerika Serikat, kami mempertahankan kebebasan penuh dalam bertindak. Bila Hizbullah melanggar kesepakatan atau mencoba mempersenjatai kembali, kami Berencana menyerang dengan tegas.”
Dalam pidato di televisi lokal, Netanyahu mengatakan bakal menyerahkan kesepakatan gencatan senjata kepada seluruh kabinetnya nanti malam.
Kesepakatan tersebut, yang membuka jalan bagi berakhirnya konflik yang Pernah terjadi menewaskan ribuan orang sejak dipicu Pertempuran Gaza pada 2023 dan diharapkan mulai berlaku pada Rabu (27/11).
[Gambas:Video CNN]
Persetujuan Israel terhadap kesepakatan tersebut Berencana membuka jalan bagi deklarasi gencatan senjata oleh Kepala Negara AS Joe Biden dan Kepala Negara Prancis Emmanuel Macron, menurut empat sumber senior Lebanon.
Sekalipun ada terobosan diplomatik, permusuhan berkecamuk saat Israel secara dramatis Mengoptimalkan kampanye serangan udara di Beirut dan bagian lain Lebanon, dengan otoritas kesehatan melaporkan sedikitnya 18 orang tewas.
Seorang anggota parlemen Hizbullah di Lebanon, Hassan Fadlallah, mengatakan negara itu menghadapi “jam-jam yang berbahaya dan sensitif” selama menunggu kemungkinan pengumuman gencatan senjata.
Bertolak belakang dengan, tidak ada indikasi bahwa gencatan senjata di Lebanon Berencana mempercepat kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza yang hancur, tempat Israel memerangi kelompok militan Palestina Hamas.
Perjanjian gencatan senjata Lebanon mengharuskan pasukan Israel mundur dari Lebanon selatan dan tentara Lebanon untuk dikerahkan di wilayah tersebut, kata para pejabat. Hizbullah Berencana mengakhiri kehadiran bersenjatanya di sepanjang perbatasan selatan Sungai Litani.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan tentara Lebanon Berencana siap mengerahkan setidaknya 5.000 tentara di Lebanon selatan saat pasukan Israel mundur, dan bahwa Amerika Serikat dapat berperan dalam membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat serangan Israel.
Israel menuntut penegakan PBB yang efektif atas gencatan senjata dengan Lebanon dan Berencana menunjukkan “toleransi nol” terhadap pelanggaran apa pun, kata Menteri Lini belakang Israel Katz pada Selasa (26/11).
Serangan Israel sebelum kesepakatan gencatan senjata
Beberapa jam sebelum pengumuman, serangan Israel menghantam lebih banyak wilayah pinggiran selatan Beirut yang padat penduduk, basis Hizbullah.
Militer Israel mengatakan satu rentetan serangan Pernah terjadi mengenai 20 target di kota itu hanya dalam 120 detik, menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 37 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Israel mengeluarkan peringatan evakuasi terbesarnya, dengan memerintahkan warga sipil meninggalkan 20 Tempat. Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan angkatan udara melancarkan “serangan besar-besaran” terhadap target-target Hezbollah di seluruh kota.
Sementara itu, Hizbullah yang didukung Iran terus melancarkan serangan roket ke Israel.
Israel Menyajikan pukulan telak kepada Hizbullah sejak melancarkan serangan terhadap kelompok tersebut pada September 2024 dan menewaskan pemimpinnya Sayyed Hassan Nasrallah dan komandan tinggi lainnya, serta menggempur wilayah-wilayah Lebanon tempat kelompok tersebut berkuasa.
Dalam setahun terakhir, lebih dari 3.750 orang tewas di Lebanon dan lebih dari satu juta orang dipaksa meninggalkan rumah mereka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, yang tidak membedakan jumlah warga sipil dan militer.
Serangan Hizbullah Pernah terjadi menewaskan 45 warga sipil di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Setidaknya 73 tentara Israel Pernah terjadi tewas di Israel utara, Dataran Tinggi Golan, dan dalam pertempuran di Lebanon selatan, menurut otoritas Israel.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA