Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca tiga harian periode 16-18 September. Sebanyaknya wilayah berpotensi diguyur hujan lebat Sampai sekarang sangat lebat, di antaranya wilayah Jakarta pada Rabu (17/9) dan Kamis (18/9).
Pada Rabu (17/9), DKI masuk dalam level Siaga (hujan lebat Sampai sekarang sangat lebat) bersama dengan Jabar, Jateng, dan Jatim.
Di hari berikutnya, wilayah Jabar turun ke level Waspada (hujan Tengah Sampai sekarang lebat).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun demikian, tiga provinsi lain, ditambah provinsi Papua yang baru dalam daftar, masih berpotensi diguyur hujan lebat Sampai sekarang sangat lebat.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita menyebut sebagian wilayah Tanah Air tengah berada dalam masa peralihan antara musim kemarau Ke arah musim hujan yang sering ditandai dengan kejadian ekstrem.
“Pada saat ini Bahkan Indonesia Tengah memasuki musim peralihan antara musim kemarau Ke arah musim hujan. Yang sering ditandai dengan kejadian ekstrem, contohnya yang Sebelumnya terjadi di Bali. Kejadian ekstrem ini masih dimungkinkan untuk terjadi, terutama dalam sepekan ke depan,” ujarnya dalam konferensi pers daring, Jumat (12/9).
“Jadi kami mohon Supaya bisa masyarakat dan pemerintah daerah serta pihak terkait terus memonitor perkembangan informasi cuaca dan peringatan dini yang disampaikan BMKG melalui berbagai kanal,” tambahnya.
Merespons peringatan dini yang dikeluarkan BMKG, ia mengimbau otoritas terkait dan masyarakat untuk Mengoptimalkan kesiapsiagaan di daerah rawan.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan Sebanyaknya dinamika atmosfer yang berkontribusi pada kondisi cuaca Sampai sekarang akhir pekan ini.
“Selama sepekan ke depan, cuaca Indonesia diperkirakan bervariasi dengan potensi hujan lebat disertai angin kencang di banyak wilayah Sumatra, Jawa, serta Indonesia bagian tengah Sampai sekarang timur. Fase DMI negatif (-1,27) dan anomali OLR bernilai negatif Membantu pertumbuhan awan hujan, diperkuat oleh aktivitas MJO, gelombang Kelvin, Rossby ekuator, dan gelombang atmosfer frekuensi rendah yang aktif di berbagai wilayah,” jelasnya.
Ditambah lagi, kata Guswanto, bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia barat Bengkulu Bahkan Nanti akan memicu konvergensi dan konfluensi angin, sementara pola siklonik di Kaltara turut membentuk area konvergensi yang Mengoptimalkan peluang hujan di Sebanyaknya daerah.
(lom/mik)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA