Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) meminta warga negara Indonesia (WNI) tak melakukan kunjungan ke Iran, Israel dan Lebanon menyusul situasi yang memanas di Timur Tengah.
Kemlu menyampaikan imbauan itu dalam rilis yang diunggah di situs resminya pada Minggu (4/8).
“Mencermati perkembangan kawasan Timur Tengah akhir-akhir ini, demi keselamatan dan keamanan, kami mengimbau kepada Warga Negara Indonesia (WNI) untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, Iran dan Israel, sampai kondisi keamanan membaik,” demikian menurut Kemlu.
Kemlu Bahkan mengimbau para WNI yang Tengah berada di wilayah tersebut terus Mengoptimalkan kewaspadaan dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang diarahkan perwakilan RI.
Catatan khusus untuk WNI di Lebanon, Kemlu mengimbau Sesegera mungkin meninggalkan wilayah itu.
“Khusus bagi WNI di wilayah Lebanon diimbau untuk dapat segera meninggalkan wilayah Lebanon,” lanjut Kemlu.
Timur Tengah membara usai Israel melancarkan serangan ke Beirut dan menewaskan komandan top Hizbullah pada pekan lalu.
Hizbullah lantas membalas serangan dengan mengirim sekitar 60 roket ke Israel utara.
Kemudian Israel menyerang pembangkit listrik Lebanon di Kota Taybeh menggunakan drone pada hari ini.
Timur Tengah Bahkan memanas setelah Iran dan proksinya termasuk Hizbullah mengancam Berencana menghukum Israel yang Dituding menjadi dalang kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Haniyeh tewas di wisma kenegaraan di Teheran, Iran pada 31 Juli. Ia berkunjung ke negara ini untuk menghadiri pelantikan Kepala Negara Masoud Pezeshkian.
Hasil penyelidikan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengungkap Haniyeh tewas karena serangan proyektil jarak pendek berisi hulu ledak sekitar 7 kg dari luar tempat menginap.
Sementara itu media yang berbasis di Amerika Serikat, New York Times (NYT), merilis laporan yang menyebut Haniyeh tewas karena bom.
Bom tersebut, menurut laporan NYT, Sudah ditanam di dekat kediaman Haniyeh dua bulan sebelum insiden pembunuhan.
Para pengamat meyakini kematian Haniyeh Berencana memicu serangan baru entah dari Iran atau proksi mereka ke Israel.
Kematian pemimpin Hamas ini Bahkan mempersulit gencatan senjata yang Tengah diupayakan untuk menghentikan agresi Israel di Gaza. Haniyeh merupakan salah satu Perwakilan dari pihak Hamas dalam Perundingan gencatan senjata.
(nsa/fea)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA