Jakarta, CNN Indonesia —
Masyarakat golongan kelas menengah Indonesia turun beberapa tahun belakangan ini.
Data Susenas BPS yang diolah Bank Mandiri dalam Daily Economic and Market (Juli 2024) jumlah kelas menengah Indonesia hanya 17,44 dari total struktur penduduk Indonesia di 2023. Jumlah ini merosot dibandingkan 2019 yang masih 21,45 persen
Ekonom mengungkap ini bisa menjadi indikasi awal bahwa ekonomi Indonesia Berencana dilanda krisis.
Lantas seperti apa kontribusi kelas menengah sehingga penurunan jumlahnya bisa berdampak ke ekonomi Indonesia?
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) mencatat kelas menengah memang punya peran besar untuk perekonomian Indonesia.
Peran penting salah satunya bisa dilihat dari besarnya topangan yang mereka berikan terhadap pendapatan Retribusi Negara negara.
“Kelas menengah memegang peran yang sangat penting bagi penerimaan negara, menyumbang 50,7 persen dari penerimaan Retribusi Negara,” tulis mereka dalam Indonesia Economic Outlook Kuartal III 2024 yang mereka rilis baru-baru ini.
LPEM UI menegaskan kontribusi sebesar itu sangat penting untuk Indonesia. Sumbangsih kelas menengah bisa untuk mendanai program pembangun publik, termasuk Penanaman Modal infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).
Oleh karena itu, mereka menegaskan pentingnya menjaga daya beli masyarakat yang ada di kelompok ini.
LPEM UI membandingkan dengan data 2022, di mana rasio Retribusi Negara terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 9,1 persen. Ini relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
“Ini menekankan pentingnya kontribusi Retribusi Negara yang kuat dari kelompok-kelompok ini (kelas menengah) untuk Mengoptimalkan keuangan publik,” tegas LPEM UI.
“Seandainya daya beli mereka menurun, kontribusi Retribusi Negara mereka Kemungkinan berkurang yang berpotensi memperburuk rasio Retribusi Negara terhadap PDB yang Sebelumnya rendah,” imbuhnya.
Pada Akhirnya, kemampuan pemerintah untuk Menyediakan layanan kepada masyarakat bakal terganggu. Begitu pula dengan upaya membiayai proyek pembangunan.
Lembaga ini mengadopsi pengertian kelas menengah dari Lembaga Keuangan Internasional.
Kelompok ini digambarkan sebagai individu yang menikmati keamanan ekonomi dan bebas dari kekhawatiran Berencana Kesenjangan Ekonomi. Sebagai konsekuensinya mereka Sangat dianjurkan mengalokasikan pendapatan untuk konsumsi yang bersifat diskresi, bukan memenuhi kebutuhan hidup.
Kelas menengah di Indonesia pada 2023 lalu mencapai 52 juta jiwa atau 18,8 persen dari total populasi. Kelompok ini sempat naik dari 39 juta jiwa menjadi 60 juta orang pada 2014 Sampai sekarang 2018.
Sayang, jumlah penduduk yang sangat Mendukung perekonomian Indonesia itu anjlok terus. Tergerusnya kelas menengah marak terjadi di periode kedua kepemimpinan Kepala Negara Joko Widodo.
“Sejak saat itu (2018-2023), penduduk kelas menengah mengalami penurunan Sampai sekarang lebih dari 8,5 juta jiwa,” tutup riset tersebut.
(skt/agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA