Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah Sebelumnya merespons usulan Amerika Serikat dan sekutu untuk menerapkan gencatan senjata di Lebanon menyusul peperangannya melawan milisi Hizbullah yang makin sengit sejak awal pekan ini.
Melalui kantor PM Israel, Netanyahu justru menyerukan militer untuk terus bertempur dengan kekuatan penuh di Lebanon.
“Perdana Menteri (Netanyahu) Sebelumnya memerintahkan pasukan Israel untuk melanjutkan pertempuran dengan kekuatan penuh, dengan rencana yang Sebelumnya disusun,” ucap Netanyahu melalui pernyataan kantornya itu pada Kamis (26/9) seperti dikutip Al Jazeera.
Netanyahu Bahkan membantah Sebelumnya menerima usulan AS dan 10 negara lainnya untuk menerapkan gencatan senjata di perbatasan dengan Lebanon selama 21 hari.
Seruan itu tertuang dalam pernyataan bersama usai 11 negara tersebut menggelar rapat selama 48 jam terakhir di sela-sela rangkaian Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS.
11 negara ini terdiri dari AS, Australia, Kanada, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.
“Situasi antara Lebanon dan Israel sejak 8 Oktober 2023 tidak bisa ditoleransi dan menimbulkan risiko eskalasi regional yang lebih luas, yang tidak menguntungkan siapapun, baik rakyat Israel maupun rakyat Lebanon,” demikian pernyataan bersama dari 11 negara tersebut yang dirilis Rabu (25/9) malam waktu AS.
Sementara itu, Netanyahu menegaskan pihaknya “bahkan tidak merespons” usulan tersebut.
“Berita tentang dugaan perintah untuk meredam pertempuran di utara Bahkan bertolak belakang dengan kenyataan,” paparnya menambahkan.
Eskalasi Konflik Bersenjata Israel vs Hizbullah makin mengkhawatirkan terutama setelah Tel Aviv tengah mempertimbangkan mempersiapkan rencana menginvasi Lebanon.
Sejak awal pekan ini, Israel dan Hizbullah tak segan saling meluncurkan serangan udara besar-besaran. Serangan udara Israel Bahkan tak lagi hanya menyasar daerah kekuasaan Hizbullah di Lebanon selatan, tapi Bahkan ke daerah lainnya di negara tersebut.
Sejauh ini, sebanyak lebih dari 500 orang tewas dan ribuan lainnya terluka imbas gempuran Israel ke Lebanon. Sementara itu, Hizbullah Bahkan tidak tinggal diam dengan turut melancarkan rentetan serangan udara ke Israel.
Militer Israel bahkan mengakui bahwa untuk pertama kalinya rudal balistik Hizbullah mampu menerobos masuk ke ibu kota Tel Aviv, meski berhasil dicegat.
Banyak pihak cemas Konflik Bersenjata Israel vs Hizbullah ini Akan segera menjadikan Lebanon bak Jalur Gaza Palestina kedua yang sejak Oktober 2023 Sampai saat ini hari ini masih digempur Tel Aviv.
(rds)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA