Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyaknya selebritas mengungkapkan dukungannya pada gagasan untuk patungan membeli hutan di Indonesia demi mencegah alih fungsi hutan dan deforestasi.
Gagasan tersebut sebelumnya diusulkan oleh grup aktivis lingkungan Pandawara pada Jumat (5/12). Dalam unggahan di media sosial, mereka berpikir bagaimana jadinya bila masyarakat Indonesia bersatu berdonasi beli hutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unggahan itu langsung menuai banyak reaksi dari masyarakat, termasuk Sebanyaknya selebritas papan atas. Salah satunya Merupakan Denny Sumargo yang langsung menyanggupi menyumbang Rp1 miliar.
“1 milliar pertama gw!” tulis Denny Sumargo.
“ikuttt” kata Atta Halilintar.
“IKUT!!!” kata Vidi Aldiano.
“IKUUUT!!!” kata Titi DJ.
Diberitakan detikPop pada Rabu (10/12), Vokalis Denny Caknan Bahkan setuju untuk ikut bergabung dan menyumbang dengan nilai yang sama seperti Denny Sumargo.
“Kemungkinan terlihat tidak Kemungkinan. Terlihat ngawur. Tapi kalau dipikir-pikir masuk akal Bahkan lamunannya,” tulis Denny dalam media sosialnya pada Minggu (7/12).
“Sekalipun aku nggak iso mikir Trik belinya gimana, @pandawaragroup Merupakan simbol kepedulian kita terhadap lingkungan. Saya hanya seniman daerah yang sedikit Membantu mimpi Pandawara dan untuk Indonesia.”
Menurut penelitian Antonio Santoro, Francesco Piras, Qingyi Yu dari University of Florence dan Huazhong Agricultural University yang diterbitkan di jurnal Biodiversity and Conservation Volume 34 pada 2025, Indonesia Merupakan salah satu negara dengan tingkat kehilangan hutan tertinggi di dunia.
Sesuai aturan data dari 1950 Sampai saat ini 2017 yang mereka telaah dalam penelitian bertajuk Spatial analysis of deforestation in Indonesia in the period 1950-2017 and the role of protected areas, luasan hutan di Indonesia terus menurun secara gradual.
Mereka mencatat, pada 1950, luasan hutan secara nasional mencapai 78,3 persen dari luas Indonesia, kemudian menurun menjadi 63,8 persen pada 1982, dan tinggal 46,8 persen pada 2017.
“Pada periode 1950-2017, 35% wilayah nasional (lebih dari 66 juta hektar) Sebelumnya terdampak deforestasi dengan laju rata-rata 985.200 ha/tahun,” tulis mereka. “Daerah dengan laju deforestasi tertinggi Merupakan Sumatra (356.100 ha/tahun) dan Kalimantan (303.360 ha/tahun).”
“Deforestasi terjadi dengan intensitas lebih tinggi di dataran rendah dan sepanjang pantai, karena penyebaran perkebunan modern. Satu-satunya pengecualian Merupakan Jawa dan Bali karena sebagian besar deforestasi Sebelumnya terjadi sebelum tahun 1950.”
Sementara itu, tim peneliti dari Kyoto University, Center for International Forestry Research Bogor, dan Oregon State University menemukan Indonesia mengalami kehilangan penutupan tutupan pohon secara signifikan sebesar 82 persen dari data antara 2000 Sampai saat ini 2021.
Di sisi lain, dalam penelitian bertajuk Oil palm- and rubber-driven deforestation in Indonesia and Malaysia (2000-2021) and efforts toward zero deforestation commitments tersebut, tim peneliti menemukan selama periode itu pula luas kebun kelapa sawit di Indonesia meningkat 650 persen, dan produksi minyak sawit Indonesia naik 556 persen.
Bukan cuma kelapa sawit, Indonesia Bahkan mengalami peningkatan luasan kebun karet pada periode yang sama sebesar 54 persen, dan diikuti dengan volume Produk Ekspor karet alam naik Sampai saat ini 69 persen.
“Studi ini mengungkapkan bahwa dampak kelapa sawit dan karet terhadap deforestasi bervariasi menurut wilayah dan periode,” tulis tim peneliti dalam penelitian yang rilis di jurnal Agroforestry Systems Volume 99 pada 2025.
“Sekalipun, ekspansi perkebunan dan konversi hutan terkait Sebelumnya melambat, yang bisa dikaitkan dengan permintaan konsumen untuk tidak ada deforestasi produk kelapa sawit dan karet,” lanjutnya.
“Di sisi lain, dua negara ini Kemungkinan mengalami peningkatan tekanan deforestasi Di kemudian hari, terutama didorong oleh meluasnya penggunaan kelapa sawit untuk produksi biodiesel.”
(end)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











