Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat RI menyetujui asumsi dasar makro untuk rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025.
Hal itu disepakati dalam rapat Penyampaian dan Pengesahan Laporan Panja-Panja Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat RI dalam rangka Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA 2025 dan RKP 2025, Kamis (4/7).
Dalam asumsi dasar makro 2025, pemerintah dan banggar Dewan Perwakilan Rakyat RI menyepakati defisit APBN di kisaran 2,29 persen Sampai saat ini 2,82 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun depan.
Dalam putusan yang dibacakan oleh Anggota Banggar Dewan Perwakilan Rakyat RI Fraksi Gerindra Sri Meliyana, Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan kebijakan fiskal 2025 ditempuh tetap ekspansif, terarah, dan terukur.
Ini demi Membantu percepatan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal jangka menengah dan panjang.
“Untuk itu, defisit tahun 2025 dikendalikan di kisaran 2,82 persen Sampai saat ini 2,29 persen PDB yang diarahkan untuk akselerasi Peningkatan Ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Sri.
Ia Bahkan menyebut penetapan defisit anggaran 2025 Harus memperhatikan perubahan pendapatan negara, harga, dan lifting minyak bumi. Potensi utang yang jatuh tempo pada 2025 Berniat Menyajikan dampak terhadap defisit APBN 2025.
Berikut kerangka asumsi makro RAPBN 2025 yang disetujui pemerintah dan Banggar Dewan Perwakilan Rakyat RI:
Postur makro fiskal 2025
– Pendapatan negara: 12,3 persen Sampai saat ini 12,36 persen dari PDB
– Belanja negara: 14,59 persen Sampai saat ini 15,18 persen dari PDB
– Belanja pemerintah pusat: 10,92 persen Sampai saat ini 11,17 persen dari PDB
– Transfer ke daerah: 3,67 persen Sampai saat ini 4,01 persen dari PDB
– Keseimbangan primer 0,14 persen Sampai saat ini 0,61 persen dari PDB
– Defisit: 2,29 persen Sampai saat ini 2,82 persen dari PDB
– Pembiayaan Penanaman Modal: 0,3 persen Sampai saat ini 0,5 persen dari PDB
– Rasio utang: 37,82 persen Sampai saat ini 38,71 persen dari PDB
Asumsi dasar ekonomi makro 2025
– Peningkatan Ekonomi: 5,1 persen Sampai saat ini 5,5 persen
– Laju Ketidakstabilan Ekonomi: 1,5 persen Sampai saat ini 3,5 persen
– Kurs Mata Uang Mata Uang Nasional: Rp15.300 Sampai saat ini RP15.900 per Mata Uang Asing AS
– Tingkat suku bunga SBN 10 tahun: 6,9 persen Sampai saat ini 7,2 persen
– Harga minyak mentah Indonesia: US$75 Sampai saat ini US$85 per barel
– Lifting minyak bumi: 580 ribu Sampai saat ini 605 ribu barel per hari
– Lifting gas bumi: 1.003 ribu Sampai saat ini 1.047 ribu barel setara minyak per hari
Sasaran dan indikator pembangunan 2025
– Tingkat Kesenjangan Ekonomi: 7 persen Sampai saat ini 8 persen
– Tingkat Kesenjangan Ekonomi ekstrem: 0 persen
– Rasio gini: 0,379-0,382
– Tingkat pengangguran terbuka: 4,5 persen Sampai saat ini 5 persen
– Indeks modal manusia: 0,56
– Kurs Mata Uang petani: 115 Sampai saat ini 120
– Kurs Mata Uang nelayan: 105 Sampai saat ini 108
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA