Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah sementara Suriah mengumumkan pembubaran milisi atau kelompok perlawanan di negara Timur Tengah itu pada Selasa (24/12).
Pengumuman tersebut muncul usai Perdana Menteri sementara Suriah Ahmed Al Sharaa bertemu pemimpin milisi-milisi di negara itu. Mereka sepakat para milisi Berencana melebur menjadi pasukan keamanan negara.
“[pertemuan] berakhir dengan kesepakatan pembubaran semua kelompok dan integrasi mereka di bawah pengawasan kementerian Lini pertahanan,” demikian pernyataan resmi pemerintah yang dirilis SANA dan dikutip AFP.
Suriah Tengah mengalami transisi kekuasaan usai milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) berhasil menguasai Damaskus pada 8 Desember.
HTS lalu mendeklarasikan keruntuhan rezim Bashar Al Assad. Di waktu ini, Asaad dan keluarganya berada di Rusia.
Usai berhasil merebut Suriah, mereka membentuk pemerintahan sementara dengan menunjuk Sebanyaknya pejabat untuk posisi strategis termasuk PM yang diduduki dari kelompok HTS.
Setelah menjadi PM sementara Al Sharaa mengatakan Suriah ingin berkontribusi dalam perdamaian kawasan saat situasi Timur Tengah terus memanas.
Lebih dari sepekan usai Suriah dikuasai HTS, Assad tak kunjung bicara. Lalu pada 16 Desember, Ia mengeluarkan pernyataan perdana.
Assad menyebut milisi yang Di waktu ini mengendalikan Suriah Merupakan teroris, label yang selama ini berikannya pada siapa saja yang menentang pemerintahannya.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA