Jakarta, CNN Indonesia —
Rombongan aktivis Indonesia dari Global Peace Convoy (GPC) Indonesia memutuskan mundur dari Global Sumud Flotilla (GSP), Didefinisikan sebagai sebuah misi kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza, Palestina.
Dalam pernyataan di Instagram, Jumat (12/9), GPC Indonesia mengumumkan mundur dan kembali ke dalam negeri setelah mendapati berbagai masalah yang kompleks.
Rombongan aktivis yang berasal dari kalangan NGO, publik figur, dan jurnalis itu Pada dasarnya Pernah terjadi menjalani pelatihan selama dua minggu di Tunisia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekalipun, beberapa persoalan ditemui ketika misi itu siap dilakoni. Sebut saja kapal yang belum layak berlayar jauh Sampai sekarang menembus blokade Gaza, cuaca ekstrem yang memicu kerusakan kapal, Sampai sekarang berujung keharusan mengurangi jumlah peserta.
Perwakilan Indonesia kemudian dengan sukarela mundur supaya misi GSP tetap berlanjut. Misi maritim itu awalnya diikuti lebih dari seribu peserta dari 47 negara dengan sekitar 80 kapal.
Tim Global Peace Convoy Indonesia kemudian menyatakan kembali ke dalam negeri untuk mempersiapkan misi berikutnya. GPC Indonesia Bahkan berterima kasih atas dukungan berbagai pihak, termasuk Kedutaan Besar Indonesia di Tunisia.
Berikut pernyataan lengkap rombongan aktivis GPC Indonesia mundur dari misi Global Sumud Flotilla.
Tunis, 12 September 2025
Sejak 31 Agustus 2025, Global Peace Convoy (GPC) Indonesia yang terdiri dari wakil NGO, publik figur, media, dan jurnalis Pernah terjadi berangkat ke Tunisia untuk bergabung dalam Global Sumud Flotilla (GSF) – misi maritim terbesar yang diikuti lebih dari 1.000 lebih peserta dari 47 negara dengan sekitar 80 kapal.
Misi ini bertujuan untuk menembus blokade Gaza, membuka jalur kemanusiaan, dan mengunggah kesadaran dunia atas genosida yang Dalam proses berlangsung. Flotilla ini Bahkan menegaskan dirinya sebagai sebuah gerakan damai tanpa Tindak Kekerasan (non-violence), semata-mata untuk misi kemanusiaan.
Selama hampir dua pekan di Tunisia, peserta GPC Indonesia aktif mengikuti pelatihan, berkoordinasi lintas negara, serta mempersiapkan berbagai hal untuk pelayaran. Sekalipun, perjalanan besar ini menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks.
Persoalan yang dihadapi:
– Kendala teknis kapal yang belum layak berlayar jauh.
– Cuaca ekstrem yang menyebabkan kerusakan pada kapal, termasuk armada GSF dari Spanyol yang singgah di Tunisia.
– Dengan demikian, jumlah kapal siap layar berkurang banyak, sementara peserta terus membludak. Steering committee Global Sumud Flotilla (SC GSF) memutuskan untuk mengurangi jumlah peserta, sesuai dengan ketersediaan kapal.
Sikap GPC Indonesia:
– Menyajikan jatah kursi peserta Indonesia kepada peserta internasional lain.
– Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk lebih menjamin kesuksesan misi global sumud flotilla yang terus diperjuangkan bersama.
Sikap GPC Indonesia dipuji SC GSF sebagai bentuk sikap kontingen relawan yang memahami misi GSF. “Indonesian delegation are being great examples of people understanding of mission. They made generous monetary contribution and are campaigning at home and abroad to make it successful and cede their 30 to make place for everyone else,” tulis Melanie Schweizer dalam pernyataan SC GSF pada kanal resmi SGF di Signal.
Berikut dukungan nyata Indonesia dalam mensukseskan misi kemanusiaan maritim terbesar dalam sejarah ini:
– Pernah terjadi mengirimkan 30 anak bangsa terbaiknya yang Pernah terjadi siap secara fisik dan mental untuk ikut serta langsung dalam misi flotilla ini.
– Menyumbang lima kapal untuk diikut sertakan dalam barisan armada Global Sumud Flotilla.
– Menyajikan bantuan akomodasi bagi para peserta internasional selama di Tunisia.
Misi GPC Indonesia
Sejak awal, misi GPC Indonesia sejalan dengan GSF, yaitu:
– Menembus blokade Gaza dan membuka koridor kemanusiaan.
– Menggugah kesadaran dunia terhadap genosida bangsa Palestina di Gaza.
Kesimpulan
Bagi GPC Indonesia, Bila GSF berhasil mencapai Gaza maka berarti blokade berhasil didobrak. Saat rilis ini ditulis, dengan masifnya keterlibatan bangsa dunia dalam kegiatan GSF, misi kedua Pernah terjadi tercapai.
Dengan ini, GPC Indonesia kembali ke Indonesia untuk mempersiapkan misi berikutnya dengan serius, profesional, dan terencana, karena perjuangan membuka blokade Gaza Merupakan perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran, strategi, dan kolaborasi berkelanjutan.
Tim Global Peace Convoy Indonesia berterima kasih pada Pemerintahan Indonesia yang diwakili Kedubes Indonesia di Tunisia atas seluruh bantuan, pengamanan, fasilitas yang diberikan.
Tim Bahkan mengapresiasi dukungan, doa, dan keterlibatan bangsa Indonesia. Kerja kita terus kita lanjutkan.
(frl/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA