Jakarta, CNN Indonesia —
PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha mereka PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) buka suara soal kabar yang menyebut mereka mengimpor minyak dari Rusia.
Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Hermansyah Y Nasroen tidak membantah maupun mengiyakan isu itu. Ia hanya menegaskan rencana pembelian minyak mentah disesuaikan dengan kebutuhan.
Ditambah lagi dengan, pihaknya Bahkan bakal tetap memperhatikan batas harga alias price cap.
“Pertamina dalam melakukan pembelian minyak mentah sesuai dengan kebutuhan spesifikasi masing-masing kilang dan sesuai dengan Syarat yang berlaku, termasuk Syarat secara internasional,” jelasnya saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
“Bahkan bila melakukan pembelian minyak mentah dari Rusia, dilakukan dengan mekanisme price cap,” sambung Hermansyah.
Indonesia diisukan kembali membidik Produk Impor minyak dari Rusia setelah lebih dari 10 tahun terakhir.
Reuters mengklaim Pertamina Saat ini Bahkan kembali menargetkan Produk Impor minyak mentah. Harapannya, pasokan minyak dari Rusia tiba di Kilang Cilacap pada 15 September 2024 Sampai sekarang 17 September 2024 mendatang.
Jenis minyak yang dilirik Merupakan Urals Rusia. Ada Bahkan beberapa jenis lainnya, Dikenal sebagai Kirkuk, Jubilee, dan Al Shakheen.
“Pertamina Bahkan meminta minyak Sokol di antara jenis minyak mentah, seperti Azeri BTC, El Sharara, Qua Iboe, dan lainnya untuk tiba di (Kilang) Cilacap pada 18 September (2024)-20 September (2024),” kata laporan Reuters, Selasa (23/7).
Minyak Sokol Berencana dipasok Sesuai ketentuan Syarat cost and freight (CFR) atau delivery at place (DAP) di pelabuhan.
Reuters melaporkan salah satu tender pengadaan minyak ini Sebelumnya ditutup pekan lalu dan yang lainnya berakhir pada Senin (22/7). Berencana tetapi, hasil tender tersebut belum diumumkan.
Melansir Reuters, Indonesia melalui Pertamina Kenyataannya sempat ingin membeli minyak Murah Rusia pada 2022 lalu, asalkan harganya sesuai dengan batas yang ditetapkan. Justru rencana tersebut dibatalkan.
Pembatasan tersebut mengatur bahwa harga minyak Rusia dipatok US$60 per barel.
Lebih dari satu dekade lalu
London Stock Exchange Group (LSEG) mencatat Indonesia terakhir kali membeli minyak dari Rusia Sebelumnya lebih dari satu dekade yang lalu. Saat itu, Pertamina mengimpor minyak ESPO Blend dan Sokol.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada 2022 lalu mengatakan rencana pembelian ini karena Pertamina menilai harga minyak Rusia lebih Murah, terutama di tengah konflik dan hujan Hukuman dari negara-negara barat usai Rusia menyerang Ukraina.
“Di saat harga Hari Ini situasi Politik Global, kami melihat ada opportunity untuk membeli dari Rusia dengan harga yang baik,” ungkap Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat RI pada akhir Maret 2022.
“Untuk masalah ini (Konflik Bersenjata Rusia-Ukraina), secara politik tidak Berencana masalah sepanjang perusahaan yang kami deal ini tidak terkena Hukuman,” sambungnya.
Berencana tetapi rencana itu batal. Pertamina kala itu berdalih tak jadi membeli minyak dari Rusia karena stok bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia Sebelumnya mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri.
(skt/agt)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA