Jakarta, CNN Indonesia —
Proyek ambisius Mark Zuckerberg, Metaverse, ternyata tidak berjalan dengan baik, dan bahkan justru cenderung membuat perusahaannya, Meta, merugi. Bagaimana nasibnya?
Secara keseluruhan, perusahaan Diberitakan merugi lebih dari US$70 miliar atau sekitar Rp1.166 triliun sejak awal 2021 akibat pertaruhan jangka panjang ambisi dunia virtual ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek Metaverse berada di bawah Reality Labs, divisi yang mengembangkan headset mixed-reality Quest, kacamata pintar hasil kolaborasi dengan Ray-Ban dari EssilorLuxottica, serta kacamata augmented-reality yang Berencana datang.
Meta disebut masih kesulitan menjual visi mengenai dunia metaverse imersif yang saling terhubung, serta Memperluas pasar perangkatnya di luar komunitas gim yang masih menjadi pasar utama.
Atas dasar itu, eksekutif perusahaan tengah mempertimbangkan pemangkasan anggaran Sampai saat ini 30 persen bagi proyek ini.
Menurut laporan Bloomberg via Reuters, pemotongan anggaran Metaverse yang diusulkan merupakan bagian dari perencanaan anggaran tahunan perusahaan untuk tahun 2026.
Menurut laporan tersebut, pemotongan anggaran sebesar ini kemungkinan besar Berencana mencakup pemutusan hubungan kerja (Pemecatan Karyawan) mulai Januari. Meta belum segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Chaig Huber analis Huber Research Partners mengatakan, pemangkasan anggaran ini merupakan langkah cerdas tapi terlambat.
“Ini tampaknya pergeseran besar untuk menyelaraskan biaya dengan proyeksi pendapatan yang jelas tidak seoptimistis yang dipikirkan manajemen beberapa tahun lalu,” kata Huber, mengutip Reuters, Kamis (4/12).
Laporan ini dirilis pada saat Meta berusaha mempertahankan daya saingnya dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI) di Silicon Valley, setelah model Llama 4-nya mendapat sambutan yang kurang memuaskan.
Untuk mencapai tujuan ambisiusnya, Meta Sudah mengalokasikan Sampai saat ini US$72 miliar (sekitar Rp1.201 triliun) untuk pengeluaran modal tahun ini. Secara keseluruhan, perusahaan teknologi besar diperkirakan Berencana menghabiskan sekitar US$400 (Rp 6.668 triliun) miliar untuk AI tahun ini.
Awal tahun ini, perusahaan tersebut merestrukturisasi upaya kecerdasan buatan (AI) di bawah Superintelligence Labs, dengan CEO Mark Zuckerberg secara langsung memimpin strategi perekrutan talenta agresif, yang melibatkan penawaran kepada Perusahaan Rintisan dan secara langsung mendekati kandidat karyawan melalui WhatsApp dengan paket gaji jutaan USD.
(wpj/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA







