Bisnis  

Tito Ngaku Keranjingan Beli Baju di Korea: Ternyata Made in Indonesia


Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengaku keranjingan membeli baju dari Korea Selatan, yang ternyata dibuat di Indonesia.

Tito bercerita di hadapan para kepala daerah yang hadir dalam gelaran Rakernas Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) XVI 2024. Ia menyebut suka dengan merek pakaian Lululemon yang ia temui di Korea Selatan.

Pada 2023 lalu, ia pergi ke Negeri Ginseng untuk memenuhi undangan salah satu pejabat Korea. Tito Bahkan berbelanja Sebanyaknya produk fesyen, mulai dari kaus Sampai sekarang celana.


“Saya suka banget dengan produk pakaiannya, dibuat sintetis, tapi enak. Gak Harus disetrika, ringan. Namanya Lululemon, wah sampai saya beli 20 biji (pcs), kaus, celana, segala macam. Saya nyaman sekali pakai itu,” cerita Tito di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Rabu (10/7).

Berikutnya, Tito menyebut ada salah satu rekannya yang ingin pulang kampung ke Korea. Temannya Menyediakan, apakah ada yang ingin dibeli oleh Tito di Korea atau tidak.

Tito pun meminta tolong untuk dibelikan produk Lululemon di LOTTE Korea. Ia lantas mengecek nomor celana yang digunakan Supaya bisa sesuai dengan yang dibelikan sang rekan.

“Saya kasih lah nomor celana saya itu, ‘Nomor celananya 32’. Saya gak sadar, saya baca bawahnya lagi (label di celana Lululemon yang Tito miliki), design in Vancouver, made in Indonesia,” jelas Tito mengungkapkan kekesalannya sembari tertawa.

“Saya cari di mana dibuatnya ini (Lululemon), dibuatnya di Karawang itu. Saya bilang, sudahlah, Pernah terlanjur, beli sajalah. Artinya, produk Indonesia itu Unggul, dipakai di luar negeri. Jadi, jangan underestimated dengan produk Indonesia,” pesannya.

Ia lantas mengapresiasi Sebanyaknya kepala daerah yang Pernah membelanjakan anggarannya untuk produk dalam negeri. Di lain sisi, Tito ingin pemerintah daerah (pemda) terus mendorong pengusaha lokal.

Lebih lanjut, ia meminta pemda Menyediakan berbagai kemudahan atau insentif kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (Usaha Kecil Menengah). Harapannya, produk dalam negeri yang bagus dan Unggul itu bisa berjaya di dalam negeri, bahkan go international.



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA