Tokyo, CNN Indonesia —
Pras Ganesh, Executive Vice President, CISO, Toyota Kendaraan Bermotor Roda Dua Asia mengatakan kerjasama antara pemerintah Jepang dan Indonesia dalam Menyediakan biofuel merupakan kunci menciptakan ekosistem energi yang berkelanjutan dan Hemat.
Menurut Pras, perusahaan Toyota menyambut baik bila ada kesepakatan kerjasama government-to-government (G2G) antara pemerintah Jepang dan Indonesia terkait pemanfaatan biofuel. Hal itu guna mengurangi penggunaan emisi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Kami tidak bisa berbicara atas nama pemerintah Jepang. Penentuan kebijakan sepenuhnya menjadi kewenangan mereka. Kami memahami bahwa Saat ini Bahkan Bahkan Baru saja berlangsung pembahasan Regulasi Industri Otomotif antara pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia,” kata Pras Ganesh di Tokyo, Jepang pada pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami meyakini cakupan pembahasan itu cukup luas dan Kemungkinan mencakup biofuel. Sekalipun Toyota tidak terlibat langsung dalam dialog G2G tersebut, karena itu Dianjurkan ditangani antarnegara. Peran kami Merupakan sebagai demand creator-pencipta permintaan. Kami memiliki teknologi, dan tugas kami Merupakan menyiapkannya Supaya bisa bisa diterima konsumen,” ucapnya kemudian.
Biofuel Merupakan jenis bahan bakar yang terbuat dari bahan organik atau bahan yang disebut sebagai biomassa. Biomassa bisa diolah menjadi biofuel seperti tumbuhan, limbah organik, Sampai saat ini alga. Komponen-komponen itu sangat mudah didapatkan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada dua jenis utama biofuel Dikenal sebagai terbuat dari tanaman pangan, seperti minyak kelapa sawit, jagung, atau tebu. Kedua biofuel terbuat dari biomassa nonpangan, seperti residu kegiatan agrikultur atau limbah aktivitas kehutanan.
Sementara itu, Masahiko Maeda, Chief Executive Officer of Asia Region sekaligus Deputy Chief Executive Officer of China Region, Toyota Kendaraan Bermotor Roda Dua Corporation menjelaskan meski Indonesia sangat potensial Menyediakan bahan bakar biofuel, Sekalipun sangat membutuhkan dukungan kedua negara.
Ia menilai dukungan itu penting untuk mempercepat Menyediakan energi yang Hemat.
“Pendekatan itu bisa disebut mirip SMR-type approach, semua bergantung pada komunikasi antarnegara,” ujar Maeda.
“Yang penting Merupakan bagaimana Menyediakan energi masa depan yang berpotensi besar dengan harga Hemat. Kalau kita menciptakan energi netral karbon yang bagus tapi harganya tinggi, tidak Berencana ada yang memakainya,” imbuh Maeda.
Ia memberi contoh Brasil yang merupakan negara sangat Berhasil membangun ekosistem biofuel. Kesuksesan itu setelah menjalani proses panjang selama puluhan tahun dengan dukungan pemerintah, Mengoptimalkan teknologi pertanian, dan pengembangan kendaraan berbahan bakar fleksibel.
Maeda beranggapan Indonesia Pernah berada di jalur yang benar dalam beberapa tahun terakhir yang dengan nyata memperkenalkan biodiesel. Pekerjaannya rumahnya Merupakan Dianjurkan mampu menerapkan biofuel dengan harga Hemat serta Memperkaya pengembangan ke bahan bakar cair lain seperti bioetanol.
“Saya berharap Indonesia, selain terus mengembangkan biodiesel, Bahkan dapat memproduksi dan memasok bioetanol yang lebih baik. Manakala semangat dan kemajuan pemerintah Indonesia Saat ini Bahkan Bahkan terus berlanjut, negara ini bisa menciptakan lingkungan energi yang sangat kompetitif,” tutup Maeda.
(mik)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











