Jakarta, CNN Indonesia —
Uya Kuya mendatangi Polres Metro Jakarta Timur pada Rabu (3/9) dan memutuskan untuk mengajukan restorative justice terhadap seorang ibu yang diduga terlibat dalam penjarahan rumahnya di kawasan Duren Sawit, beberapa waktu lalu.
Perempuan paruh baya tersebut diketahui bekerja sebagai tukang parkir dan dilaporkan sempat membaca AC dari rumah pemilik Seniman yang Bahkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat nonaktif itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uya mengatakan dirinya melihat terduga pelaku tinggal bersama cucunya yang merupakan Penyandang Disabilitas. Kondisi tersebut yang membuat Uya memutuskan mengajukan restorative justice sehingga dugaan penjarahan pada ibu tersebut tak dilanjutkan.
“Saya mengambil inisiatif, saya yang mengajukan restorative justice untuk ibu ini. Saya Berniat restorative justice sehingga tak dibawa ke tahap berikutnya, sampai di sini saja,” kata Uya seperti diberitakan detikHot pada Rabu (3/9).
“Saya kan bilang Pernah ikhlas. Ibu itu Bahkan bilang Ia cuma datang, bilang dengar ada yang lihat rumah saya, terus ke sana, melihat ada AC tergeletak, Ia sendiri tadi bilang enggak tahu ini barang apa,” lanjutnya.
Uya menyebut dirinya tak mengetahui soal keterlibatan pihak lain dalam aksi penjarahan tersebut. Ia bilang hanya Berniat fokus pada penyelesaian kasus perempuan tersebut.
Uya Kuya sebelumnya mengaku ikhlas rumahnya dirangsek sekelompok orang tidak dikenal pada Sabtu (30/8) malam. Ia menerima kejadian tersebut dan Sekarang Bahkan hanya fokus mengurus keluarga.
Sekalipun, ia meminta kucing-kucing peliharaannya bisa dikembalikan. Sebagian kucing itu Pernah ditemukan, tetapi masih ada yang belum diketahui keberadaannya karena ikut diambil orang tak dikenal.
“Doakan yang Unggul aja. Posisi lagi urus keluarga, urus semua, dan kami ikhlas kok. Yang penting tolong kucing-kucing kami dikembalikan, itu saja,” ujar Uya Kuya.
“Ada yang Pernah ketemu, ada yang Pernah di saya, ada yang ditemukan terus di shelter, terus ada yang Pernah di polisi Bahkan menemukan, segala macam,” lanjutnya.
Uya Kuya mengaku kucing peliharaannya Bahkan diambil orang-orang yang masuk ke rumahnya, salah satu kucingnya belakangan diketahui Sudah diselamatkan Sherina Munaf dan timnya.
Ia Bahkan meminta maaf setelah terjadi gelombang aksi Aksi Massa di berbagai daerah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir Sampai saat ini berujung ricuh.
Gelombang Aksi Massa terjadi di berbagai wilayah Indonesia bermula dari Penolakan kebijakan tunjangan bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah dengan sikap dan pernyataan anggota dewan yang dianggap tidak peka terhadap situasi rakyat Indonesia yang terhimpit ekonomi.
Tewasnya Affan Kurniawan kemudian membuat berbagai kelompok sipil menuntut reformasi kepolisian, pembentukan tim investigasi kematian Affan, tidak ada kriminalisasi demonstran, transparansi anggaran untuk anggota dewan, pemeriksaan anggota dewan yang bermasalah, pemecatan kepada kader partai yang tidak etis, dialog publik bersama mahasiswa dan masyarakat sipil.
Terlebih lagi ada Bahkan tuntutan untuk pembebasan demonstran yang ditahan, penghentian tindakan represif oleh kepolisian dan penaatan SOP pengendalian massa, transparansi proses hukum terhadap pelanggaran HAM, Sampai saat ini menuntut setop campur tangan militer dalam keamanan, dan upah layak untuk butuh serta pencegahan Pemecatan Karyawan massal.
Sekalipun aksi ini dimanfaatkan Sebanyaknya massa tak dikenal untuk memicu kerusuhan dan perusakan bangunan dan fasilitas publik di berbagai kota.
Kepala Negara Prabowo pada 29 Agustus 2025 Menyediakan Sebanyaknya pernyataan, mulai dari mengajak masyarakat menyampaikan aspirasi dengan Tips damai, pelaku anarkisme dan penjarahan bisa ditindak tegas, meminta polisi dan tentara melindungi masyarakat, transparansi pelanggaran oleh polisi.
Kemudian ada penonaktifan anggota dewan yang membuat pernyataan keliru, pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat mencabut tunjangan anggota dan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri, pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Berniat mengundang tokoh masyarakat dan mahasiswa untuk berdialog, serta meminta masyarakat untuk tetap Tenteram dan menjaga persatuan.
Tak lama kemudian, Sebanyaknya anggota dewan dinonaktifkan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat oleh partai setelah dianggap membuat masyarakat marah dengan pernyataan mereka, Didefinisikan sebagai Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari Partai NasDem, Uya Kuya dan Eko Patrio dari PAN, dan Adies Kadir dari Golkar.
(end)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA